Selamat, selamat apapun yang mungkin kalian inginkan. Entah itu pagi, siang, malam, selamat mempunyai pacar, atau apapun itu fikiran kalian. Kali ini, saya mulai belajar mengubah paradigma saya tentang kehidupan. Kehidupan saya, khususnya. Mumpung saya masih muda, dan masih mencari jati diri saya. Di awal masuk kuliah ini, saya banyak mendapatkan teman-teman baru dengan banyak perbedaan dalam hal pemikiran, sifat dan sikap. Dan juga bagaimana cara mereka memandang masa depan mereka. Kebanyakan, teman-teman baru saya itu hanya dapat berfikir pendek, tanpa ada pemikiran jangka panjang, singkatnya, pemikiran tentang masa depan. Mereka, hanya menjalani hari-hari hanyan untuk hari itu saja, tanpa berfikir bagaimana keesokan hari. Itu yang saya baca dari jalan fikiran mereka. Saya pun sempat, pada suatu masa, mempunya pemikiran seperti itu, tapi, entah karena umur saya yang mau beranjak dewasa, dan lebih banyak tanggung jawab yang akan datang menghampiri saya, maka saya mengubah persfektif saya tentang hidup. Kita jangan hidup untuk hari inim tetapi hiduplah untuk masa depan. Saya setuju dengan statemen Ayah saya, bahwa masa depan ada di dalam fikiran kita. Dan, ya! masa depan itu memang ada di dalam pemikiran kita. Awalnya saya tidak begitu memahami apa arti statemen ayah saya itu, tetapi, sekarang saya mengerti. Fikiran kita di hari ini tentang masa depan, adalah sesuatu yang harus kita realisasi kan di mata depan. Dan untuk merealisasikan itu, kita harus bisa mewujudkannya sedikit demi sedikit mulai hari ini. Bukan dengan sesuatu yang besar, tetapi dengan hal-hal kecil yang di masa depan akan membuat kita menyadari bahwa hal-hal itu memang berguna. Pemikiran-pemikiran kita untuk masa depan memang terlalu berat, tetapi jika tidak dimulai dari sekarang, kita akan mengalami kebingungan di masa depan.
Ya, maka dari itu, mulailah berfikir tentang masa depan, dimulai dari hal-hal kecil. Dan, masa depan ada di dalam fikiran kita.